Minggu, 07 Agustus 2016

Cerpen Gaje


I’l ny pass compare a vous

Matahari sudah sedari tadi beranjak keperaduannya, Bebby dan Bobby berjalan menyusuri tempat yang gelap dan sunyi. Ini adalah hal yang paling Bebby benci. Bagaimana tidak, Bebby sangat membenci Bobby sejak kecil, sebenarnya karena hal sepele dan itupun sudah terjadi lima tahun yang lalu namun entah kenapa Bebby tak bisa menghilangkan rasa benci itu. Dan sekarang mereka terjebak di tempat misterius ini. Berdua!
Mulanya mereka mengikuti acara tahunan yang diadakan sekolah, yaitu study tour. Namun ketika menjelang sore tadi, Bebby tidak sengaja melihat kelinci lucu yang sedang berlari kearah hutan, karena tertarik Bebby mengikutinya namun kelinci tersebut terus berlari. Bebby yang waktu itu kaki kirinya sedang luka tak mampu berjalan lebih cepat dari biasanya hingga ia terus berusaha mengejar kelinci itu.
Tanpa sengaja ternyata Bobby sedang memperhatikannya hingga menguntitnya dari belakang. Hingga pada akhirnya Bebby tak mampu mengambil kelinci tersebut dan malah tersesat jauh dari rombongan. Beruntung ada Bobby yang datang menghampirinya, meskipun mereka sama-sama tidak tahu jalan pulang, setidaknya Bebby cukup aman.
“huuu… huuu” nafas Bebby mulai terengah engah
Bobby menoleh dengan tatapan cemas, bagaimana tidak? Mereka sudah berjalan kurang lebih 4 kilometer namun hasilnya tetap nihil.
“Ini semua gara-gara kamu !” ucap Bobby memecah keheningan
“A.. aku? Hello! Siapa suruh ngikutin aku? “ Dengusnya kesal. Suaranya masih saja cerewet meski dalam keadaan seperti ini
Wajah tampan dan gagahnya berubah menjadi datar. Bobby terlihat salah tingkah. Sebetulnya dalam lubuk hati terdalam Bobby ia menyimpan rasa istimewa buat Bebby, namun entah mengapa Bebby seperti sudah menolaknya terlebih dahulu dengan membencinya tanpa ia mengatakan apapun
“S.. Siapa yang ngikutin kamu? I..itu tadi aku sedang mencari.. mencari kayu bakar.. ya, kayu bakar “ sambil menggosokkan tengkuknya untuk menghilangkan salah tingkahnya
Bebby menatapnya tajam dan menaikkan alisnya membuat Bobby semakin salah tingkah “Yakin? Kayu bakarnya mana?” tanya Bebby menyelidik wajah cantiknya tidak surut sedikitpun meski sudah terlihat lelah dan tidak fresh
Bobby tak menjawab. Hening. Melihat hal itu Bebby hanya mengejeknya dengan mencibir. Tak tahu dari mana asalnya rasa benci itu, tumbuh hingga mereka dewasa.
Sinar yang sedari tadi mereka harapkan akhirnya tempak juga. Ya, sinar rembulan meski tidak terlalu terang setidaknya mereka bisa saling menatap wajah dengan jelas. Tidak seperti sebelumnya yang terlihat hanyalah pakaian mereka.
“hfftt.. aku lelah, aku mau duduk dulu. Kalau kamu mau lanjut silahkan aja. Luka kaki ku kalau dipaksakan akan parah nantinya” kata Bebby rasa juteknya sepertinya memang sudah mendarah daging bila di hadapan Bobby. Ia kemudian duduk di batang pohon yang sudah tumbang.
Bobby ikut duduk sebentar disebelah Bebby “Oke kalau gitu aku mau lanjut jalan ” ucap Bobby sambil beranjak dan menyeringai
“ Silahkan…” ucap Bebby menyolot
“Kamu tidak takut?” Godanya
“Kalau mau pergi, pergi sana jangan nakut-nakutin ” ucapnya sebal sambil manyun
“Oke, untuk informasi aja, ini adalah malam Jum’at Kliwon lohh.. dimana kata orang..”
“Stop… “ potong Bebby segera beranjak ketakutan. Bobby tidak bisa menahan tawanya ia langsung tertawa terbahak bahak
 “Dasar Hidung Belang..” ucap Bebby sambil menyenggol lengan Bobby
Bobby paling tidak suka jika sudah disebut hidung belang oleh Bebby, bagaiman tidak, hidung belang adalah sebutan untuk laki-laki yang suka mempermainkan cewek. Padahal kenyataannya Bobby tak pernah berpacaran.
Tanpa ekspresi Bobby melangkah mendekat Bebby dan dan menarik Bebby untuk duduk lagi bersama. Ini adalah pertama kalinya Bebby sedekat ini duduk dengan seseorang dan anehnya dadanya berdegup kencang.
“Kamu boleh panggil aku apa aja sesuka mu…” ucapnya sambil terus menatap Bebby
Bebby yang merasa tidak nyaman dengan posisi ini segera mendorong Bobby.
“ Ia, contohnya bebek, katak, kecoa..” Bebby mencibir. Bisa-bisanya ia seperti itu meski dalam keadaan seperti ini.
“Hmmfhh..” jari Bobby menutup mulut Bebby. Seketika Bebby terdiam.
“Kamu tau nggak, aku paling tidak suka di panggil Hidung belang..” Bebby menaikkan alis. Namun kini mulutnya tidak menjawab
“Karena yang ada dihati ku cuma kamu Beb.. tidak ada wanita manapun, bagaiman bisa kau memanggilku hidung belang?” ucap Bobby. Membuat Bebby menatap nanar wajah tampan itu
Speechless
Mereka terdiam cukup lama, melihat kaki Bebby yang sudah pegal membuat Bobby ingin memijitnya.
“Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa mengenai itu tadi..” ucapnya sambil memijit kaki Bebby “Anggap saja kamu tidak mendengarnya”lanjutnya
Bebby menolak pijitannya, namun lengan kokohnya menahannya untuk diam dan akhirnya diam menuruti
“Kamu mau tau nggak kenapa aku sering memanggil kamu hidung belang?” tiba-tiba dihati Bebby sudah hilang rasa benci dan rasa selalu ingin marah bila melihat Bobby.
“Kenapa?”
“Waktu itu ketika umur kita sekitar 12 tahun dan saat itu pula aku sangat membencimu. Bobby yang dulu tampan, berani, baik yang membuat siapa saja yang melihatnya suka. Saat itu aku sangat menyukaimu, sampai-sampai aku yang ingin menembak kamu duluan. Namun aku harus mengalahkan banyak cewek. Melihat hal itu aku jadi pesimis. Ketika itu aku belum mengerti apa-apa, setahuku, orang yang sering bermain dengan banyak cewek adalah laki-laki hidung belang, maka dari itu aku memanggilmu hidung belang”
Bobby terenyuh dan berhenti memijit kakinya dan berbalik menatap Bebby lagi namun kini sorot matanya penuh dengan keteduhan dan membuat Bebby seakan terhipnotis.
“Ha ha ha.. “Tawanya membuyarkan lamunan Bebby. Tak disangka tatapan yang membahana itu berubah seketika
“Kenapa ketawa “ Bebby melotot sambil mencubit pinggang Bebby
“Aw.. aw.. maaf “ tawanya terhenti
“Bebby, justru dari dulu aku ingin sekali menyatakan cinta padamu. Namun kamu selalu disibukkan dengan rasa benci mu itu kepadaku. Bagaimana mungkin aku memintamu menjadi pacarku sementara dirimu diliputi rasa benci. Namun sekarang aku sudah tahu alasannya, kenapa enggak dari dulu aja ku nanya kenapa kamu sering panggil aku hidung belang” ucapnya sambil sesekali melirik kearah Bebby yang menunduk malu
“Justru rasa suka itu selalu aku tutupi dengan rasa benci agar aku benar-benar tidak memiliki rasa padamu. Namun semakin lama ini tidak akan berhasil dan malah semakin bertambah” ucapnya tanpa memandang Bobby
Bobby memandang mesra Bebby yang masih tertunduk lelah sekaligus malu “Kamu mau nggak jadi PACARKU” ucapnya dengan nada penekanan pada kata pacarku
Bebby hanya mengangguk dan menunduk lagi-lagi karena malu. Betapa senag dan bahagianya hati Bobby kala itu wajah tampannya tersenyum tulus pada Bebby
Deru angin menambah udara menjadi dingin, beberapa derap langkah terdengar dari kejauhan menambah suasana menjadi mencekam suara itu semakin lama semakin mendekat dibareng dengan sebuah cahya lampu petromak yang semakin lama menampakkan bahwa itu adalah beberapa teman dan guru mereka berdua
Tanpa sadar mereka lupa bahwa mereka sedang tersesat di jalan. Senyum bahagia dari keduanya kini terkembang. Beberapa orang sangat mengkhawatirkan mereka dan beruntunglah mereka telah bertemu rombongannya.

Bobby dan Bebby ikut bergabung. Tak disangka terjebak di tempat seperti ini membuat mereka mengetahui apa isi hati dari keduanya. Sungguh tak disangka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar